Tuesday, 18 December 2012

Barcode

Hello sobat Bloggers ^_^
Dalam postingan yang ini, akan dibahas mengenai Barcode. Semoga dapat bermanfaat bagi teman-teman sekalian :)

Barcode
Penemuan barcode pertama kali diperkenalkan oleh dua orang mahasiswa dari Universitas Drexel Institute of Technology yang bernama Bernard Silver dan Norman Joseph Woodland pada tahun 1948 di Philadelphia Amerika Serikat. Mereka mempatenkan inovasi tersebut pada tahun 1949 dan permohonan tersebut dikabulkan pada tahun 1952. Kemudian baru pada tahun 1996, penemuan mereka digunakan dalam dunia komersial. Sejak saat itulah negara ini menjadi terkenal dengan pusat perbelanjaan di seluruh dunia selain Inggris.

Barcode atau kode baris adalah garis-garis hitam yang dibuat secara unik menurut kode tertentu, umumnya digunakan sebagai identifikasi terhadap suatu objek atau barang. Bila diamati, barcode berbentuk garis-garis hitam sejenis kode batang. Kode batang adalah kumpulan batang yang kebanyakan berwarna hitam dan putih yang bisa diterjemahkan menjadi sebuah angka yang mewakili data atau informasi tertentu. Kode berbentuk batangan balok dan berwarna hitam putih ini mengandung satu kumpulan kombinasi batang yang berlainan ukuran yang disusun sedemikian rupa. Kode ini biasanya dicetak di atas stiker atau di kotak bungkusan barang.

Ada dua jenis barcode yang banyak digunakan, yaitu barcode satu dimensi (Linear Barcode) dan barcode dua dimensi (2D Barcodes). Barcode satu dimensi adalah barcode yang paling banyak digunakan.

Barcode Satu Dimensi (Linear Barcode)
Barcode satu dimensi terdiri dari garis-garis yang berwarna hitam dan putih yang mempunyai ketebalan yang berbeda. Warna hitam untuk nilai 1 dan warna putih untuk nilai 0. Ada banyak macam barcode satu dimensi, seperti Code 128, Code 93, Code 39, EAN, UPC, Code 2/5 Interleaved, Codebar dan lain-lain.
  1. Code 2/5 Interleaved (ITF), adalah sebuah barcode yang berbentuk pengkodean angka dan sering digunakan pada produk-produk yang memiliki kemasan dengan permukaan yang tidak rata. Hal ini dikarenakan struktur dan cara pengkodeannya yang tergolong unik ditentukan oleh posisi bar atau spasi penggunaannya. Barcode ini biasa dipergunakan untuk aplikasi industri, pemakaian barcode pada karton luar (outer box) dan laboratorium. Jenis lainnya seperti barcode Code 2/5 Industrial.



  2. Code 93, sistem pengkodean yang digunakan adalah berjenis Code 93 atau Code 9 of 3 adalah sebuah barcode alpha-numerik yang memiliki angka desimal dan huruf besar serta bisa ditambahkan karakter spesial (*$/-%+). Dalam pengkodean ini, ada empat elemen dasar yang membangun terbentuknya sebuah kode barang, yaitu hitam tebal (b), hitam tipis (B), Putih tebal (W), Putih tipis (w). Untuk elemen yang lebar berjarak 3 pixel dan elemen yang tipis berjarak 1 pixel. Setip kode barang mempunyai 9 balok hitam dan putih tebal, juga diikuti dengan 3 balok hitam dan putih tipis. Oleh karena itu metode ini disebut Code 93.

  3. Code 39, adalah sebuah barcode alpha-numerik yang memiliki angka desimal dan huruf besar serta tambahan karakter spesial .*$/-%+. Satu karakter dalam Code 39 terdiri dari 9 elemen, yaitu 5 bar dan 4 spasi yang disusun bergantian antara bar dengan spasi. Tiga dari sembilan elemen tersebut memiliki ketebalan yang lebih dari yang lainnya. Aplikasi barcode jenis code 39 adalah untuk inventory, asset tracking dan digunakan pada tanda pengenal identitas. Jenis lainnya seperti barcode Code 39 extended.



  4. Code 128, adalah suatu barcode alpha-numerik yang memiliki kerapatan (density) yang sangat tinggi dengan luas yang paling minim dibandingkan dengan barcode jenis lainnya. Hal ini disebabkan karena Code 128 menggunakan 4 ketebalan elemen (bar atau spasi) yang berbeda dibandingkan dengan jenis lain yang hanya menggunakan 2 ketebalan elemen. Barcode Code 128 ideal untuk aplikasi seperti shipping and warehouse management (pengaturan maskapai pelayaran dan pengelolaan gudang).



  5. European Article Numbering (EAN), adalah barcode yang diimplementasikan oleh International Article Numbering Association di Eropa. Standar ini digunakan karena standar UPC-A tidak didesain untuk penggunaan internasional. Pada EAN, terdapat dua buah metode yang sering digunakan yaitu EAN-13 dan EAN-8. Barcode EAN-13 dibagi menjadi 4 area, yaitu nomor sistem, kode manufaktur, kode produk dan digit cek. Pengkodean simbol pada EAN adalah sama dengan UPC, angka 1 mewakili baris, sedangkan 0 mewakili spasi.
    • Nomor sistem terdiri dari 2 digit yang menyatakan otoritas penomoran yang memberikan kode manufaktur.
    • Kode manufaktur merupakan kode yang unik yang diberikan ke setiap manufaktur dengan otoritas nomor yang diidentifikasi dengan kode nomor sistem. Semua produk yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan akan memakai kode manufaktur yang sama.
    • Kode produk merupakan kode yang diberikan oleh manufaktur pada setiap produk yang dihasilkannya.
    • Digit cek merupakan digit tambahan yang digunakan untuk memeriksa apakah barcode telah dibaca secara benar.

      - Batas kiri, dikodekan dengan 101.
      - Karakter kedua dari kode nomor sistem dikodekan.
      - Lima karakter dari kode manufaktur dikodekan.
      - Batas tengah, dikodekan dengan 01010.
      - Lima karakter produk, dikodekan sebagai karakter right-hand.
      - Digit cek, dikodekan sebagai karakter right-hand.
      - Batas kanan, dikodekan dengan 101.



  6. Universal Product Code (UPC), adalah sebuah barcode yang berbentuk alpha-numerik dan memiliki panjang baris yang tetap (fixed). Jenis lainnya seperti UPC-A, UPC-E. Untuk kode barcode UPC-A terdiri atas 1 digit sebagai nomor sistem pada awal barcode, 5 digit nomor manufaktur, 5 digit nomor produk dan 1 digit sebagai digit cek. Nomor sistem menunjukkan penggunaan satu diantara sepuluh nomor sistem yang ditetapkan oleh UPC, yaitu:
    • Angka 0, 6 dan 7 untuk kode UPC reguler.
    • Angka 2 untuk barang-barang di toko.
    • Angka 3 untuk kode obat-obatan dan barang kesehatan lainnya.
    • Angka 4 untuk barang selain makanan.
    • Angka 5 untuk penggunaan kupon.
    • Angka 1, 8 dan 9 sampai sekarang belum digunakan.
    Pengkodean simbol pada UPC-A adalah angka 1 mewakili baris, sedangkan 0 mewakili spasi. Oleh karena itu, angka 1101 mewakili satu baris lebar (dua buah baris), diikuti dengan spasi pendek dan kemudian baris pendek. UPC digunakan untuk pelabelan pada produk-produk kecil atau eceran (retail product labeling). Bilangan-bilangan UPC harus diregistrasikan atau terdaftar di Uniform Code Council. Barcode ini digunakan secara luas pada industri grosir.

    - Karakter pertama dari kode nomor sistem, dikodekan pada tabel.
    - Lima karakter dari kode manufaktur dikodekan.
    - Batas tengah, dikodekan dengan 01010.
    - Lima kode produk, dikodekan sebagai karakter right-hand.
    - Digit cek, dikodekan sebagai karakter right-hand.


BarcodeDua Dimensi
Adalah barcode yang tidak berupa garis-garis lagi, tetapi sudah seperti gambar dan informasi yang tersimpan didalamnya lebih besar. Untuk membaca barcode ini diperlukan barcode reader khusus. Barcode dua dimensi banyak macamnya seperti Array Tag, Aztec, Code One dan Code One S, CP Code, Data Matrix, Data Strip, Dot Code A, Maxi Code, QR Code, Mini Code, Smart Code, Snowflake Code, Accu Code (3-DI), Vericode, Symbology PDF417. Berikut contoh barcode dua dimensi:
 
Symbology PDF417, Adalah barcode yang dapat menyimpan lebih dari 2000 karakter di dalam sebuah ruang (space) yang berukuran 4 inch persegi.


Terima kasih Bloggers yang sudah membaca... :)
Sampai jumpa lagi di postingan berikutnya..

No comments:

Post a Comment